jpnn.com - RUMAH KLASIK bercorak Melayu, Cina dan Eropa itu terletak di tepian Sungai Batanghari, Jambi. Peninggalan juragan rempah dari Arab.
Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network
Rakyat sekitaran Jambi menyebutnya Rumah Batu. Sebutan yang entah sejak kapan bermula. Namun, masih abadi di musim yang ini.
Ditemani dua orang kawan; Saifullah Mursal dan Yoga Julestama, JPNN.com bertandang ke sana. Meski sudah meruntuh dilumat zaman, sisa kejayaan masa lampau masih kental terasa.
“Said Idrus (si empunya rumah--red) pedagang rempah-rempah. Dia mengirim rempah-rempah ke Arab,” kata Sarifah Ulia (50), yang menyambut kedatangan kami, Senin, 19 Maret 2018.
Sarifah berwajah Timur Tengah. Dia juru pelihara Rumah Batu yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 572/C.I/F5/1981.
Bukan sekadar juru pelihara situs. Sarifah merupakan ahli waris Rumah Batu. Cerita bahwa Rumah Batu pada zaman dahulu milik seorang juragan rempah didapat Sarifah dari cerita turun temurun keluarganya.
“Said Idrus punya kapal. Nama kapalnya Selamat,” ungkapnya. Dari keterangan lain yang berhasil didulang JPNN.com, nama kapalnya bukan Selamat. Melainkan Senamat.
Sakdiah Ojek Sampan Danau sipin: 20 Tahun Arungi Danau Sipin, Habiskan 6 Sampan
Yusuf, Digital Art Muda Jambi, Tak Niat Lagi Cari Kerja, Tapi Buka lapangan Kerja
Mengenal Zidni Ma'ruf, Delegasi Jambi dalam Pertukaran Pemuda Antar Negara ke AustraliaÂ
Sakit Parah, Tak Punya Biaya Pulang, TKI Asal Kerinci Terlantar di Malaysia
Nurhasan, Perajin Sandal Ukir (reibii_art), Termotivasi Karena Sandal Kerap Tertukar di Masjid
Cerita Waluyo, Pengawal Tahanan Senior KPK, Dampingi Tokoh-Tokoh Besar